MajalahCeo.Id | Tanjungbalai – Mardiansyah Hasibuan ST yang lebih dikenal Yan Uci selaku ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Tanjungbalai merasa “KECEWA” kepada para panelis yang membuat pertanyaan pada debat pertama Pilkada Kota Tanjungbalai yang terkesan tidak Up To Date dengan kondisi kota ini, “melalui pembawa acara, panelis mengajukan pertanyaan tentang penanganan stunting di Kota Tanjungbalai, namun sebelum pertanyaan itu dibacakan, ada narasi yang mengatakan bahwa angka stunting di Kota Tanjungbalai masih berada diatas rata-rata yaitu 27,67 persen, saya tidak faham dari mana angka tersebut didapatkan oleh panelis”, ujar Yan Uci dalam keterangannya kepada awak media dikediamannya Sabtu (9-11-2024), setelah mencermati hasil pelaksanaan debat pertama Pilkada Kota Tanjungbalai tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertempat di lantai 6 Ayola Grande Singgie Hotel Tanjungbalai pada Kamis 7 Nopember 2024 malam.
Dikatakan, narasi tersebut sangat tidak baik bagi masyarakat di Kota Tanjungbalai mengingat penyampaian narasi pertanyaan yang diajukan oleh panelis yang terkesan tidak netral dalam mengajukan pertanyaan kepada salah satu calon walikota nomor urut 1 yaitu pasangan calon walikota dan wakil walikota Mahyaruddin Salim dan Muhammad Fadly Abdina, padahal masyarakat luas di Kota Tanjungbalai sudah mengetahui penurunan angka stunting di Kota Tanjungbalai dari 26,9 persen menjadi 5,7 persen, “yang menjadi pertanyaan adalah dari mana muncul angka 27,67 persen itu, padahal Kota Tanjungbalai telah menerima perhargaan penurunan stunting terbesar kedua di Indonesia setelah NTB pada 24 Agustus 2024 lalu”, kata Yan Uci.
Menurutnya, dalam kaitan permasalahan ini harus ada klarifikasi dari pihak tertentu terhadap pihak pelaksana debat tersebut sehingga menjadi pencerahan bagi masyarakat luas di Kota Tanjungbalai terutama dalam menyikapi pertanyaan dari panelis terutama untuk pelaksanaan debat berikutnya, “Harapan saya sebagai masyarakat Kota Tanjungbalai, kiranya pihak KPU untuk selektif dalam memilih para panelis yang tepat dan lebih berkompeten terhadap bidangnya masing-masing, sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak baik untuk netralitas KPU itu sendiri sebagai penyelenggara Pemilu sekaligus bertindak sebagai wasit didalam kontestasi Pilkada ini”, ungkap Yan Uci.
Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat luas bahwa Pemerintah Kota Tanjungbalai seiring melakukan upaya membangun karakter berakhlak dan beradab, juga menguatkan bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga tata kelola pemerintahan, hasilnya pun tidak main-main karena mampu melakukan penurunan angka stunting yang sebelumnya sebesar 26,9 persen turun menjadi 5,7 persen, “pencapaian ini telah menjadikan Kota Tanjungbalai berhasil meraih penghargaan peringkat kedua penurunan prevalensi stunting terbaik secara nasional di Indonesia setelah NTB dan Situbondo berada di peringkat ketiga, sehingga perolehan penghargaan ini perlu di berikan apresiasi, mengingat penilaian tersebut dilakukan secara nasional se Indonesia”, pungkas Yan Uci.**