MajalahCeo.id | Medan – Pembelian Medan Club senilai Rp. 600 Milar di Tolak Aktifis ini karena dinilai melukai hati nelayan miskin di Kabupaten Langkat.
Zulham Efendi Ketua Lembaga Konservasi Lingkungan Hidup (LKLH) Langkat yang juga merupakan mantan ketua HNSI Langkat 2015-2021 mengatakan bahwa nelayan di berbagai wilayah di Indonesia khususnya nelayan langkat sangat terdampak oleh krisis iklim, karena aktivitas menangkap ikan di laut sangat mengandalkan cuaca yang bersahabat. Jika cuaca di laut tidak bersahabat, maka nelayan tidak bisa pergi melaut.
Selain itu, krisis iklim membuat nelayan sulit memprediksi cuaca. Selain memperburuk cuaca, gelombang di laut menjadi semakin tinggi akibat krisis iklim. Kondisi ini memaksa nelayan untuk tidak melaut.
Akibatnya, kata Zulham nelayan di Indonesia hanya bisa pergi melaut selama 180 hari atau enam bulan dalam satu tahun.
Hal ini memperburuk kehidupan sosial dan ekonomi nelayan di Indonesia. Kondisi inilah yang memaksa nelayan di Indonesia beralih profesi.
Dia menyebut, krisis iklim telah menyebabkan kematian nelayan di perairan Indonesia terus meningkat. Dia juga mengutip catatan WALHI mencatat pada tahun 2020, jumlah nelayan yang meninggal di laut tercatat sebanyak 251 orang. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang jumlahnya hanya 86 orang.
“Pada masa yang akan datang, krisis iklim akan terus memperburuk kehidupan nelayan di Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang terbit pada 28 Februari 2022, krisis iklim dilaporkan akan memperparah peningkatan suhu dan memaksa ikan berpindah dari wilayah tropis serta akan mengurangi pendapatan Indonesia dari penangkapan ikan sebesar 24 persen,” bebernya.
Zulham mengatakan Edy Rahmayadi tidak memiliki sense of Crise karena membeli Medan Club di saat rakyat baru saja pulih pasca pandemi, Rabu (21/12/2022)
“Pembelian Medan Club senilai Rp 600 Milyar melukai hati nelayan miskin di Sumatera Utara, apa urgensinya bagi kesejahteraan nelayan pembelian tersebut,” ungkapnya kesal
Zulham juga meminta KPK untuk memantau pembelian Medan Club senilai Rp 600 Milyar karena di duga ada pemufakatan jahat dan berbau korupsi
“Kita berharap KPK turun ke Sumatera Utara untuk memantau Pembelian Medan Club senilai Rp 600 Milyar,” pungkasnya
Menutup keterangannya persnya, Zulham mengatakan dirinya siap turun ke jalan Bersama Aktifis Sumut lainnya untuk Menolak Pembelian Pemprovsu oleh Medan Club
“Kita siap turun ke jalan bersama elemen masyarakat untuk meminta Gubsu membatalkan pembelian Medan Club yang di duga menghambur uang rakyat pasca pandemi,” pungkasnya. **