MajalahCeo id I /-Tapteng (Sumut) | Warga Tapteng yang berprofesi sebagai Patani karet saat ini sangat mengeluh dengan harga karet di pasar rakyat pinangsori.
Maklum, warga masih bekerja secara tradisional, tidak menggunakan jasa mesin dan hanya mengandalkan fisik dan tenaga. Jangankan untuk mendapatkan hasil Rp 800.000 per bulan, Rp 500.000 saja sungguh betapa sulitnya. Warga kini benar-benar terjepit dan tercekik. Bahkan untuk sekadar membeli sebungkus rokok saja banyak yang tidak mampu.
Mungkin hanya PNS saja yang aman perekonomiannya apalagi di bulan. Ramadhan ini
“Hal ini dapat kita jumpai pada saat kegiatan transaksi jual beli getah karet hasil sadapan petani dari berbagai desa di kecamatan Pinangsori dan Lumut Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatra Utara.
“Seperti hal saat ini, pada kamis 20 april 2023, di salah satu lokasi jual Beli Getah Karet dari Patani ke Agen Getah di Kelurahan Pinangbaru Kecamatan Pinangsori.
Tampak jelas di hadapan kita tak satu pun rawut wajah petani karet ini terlihat senyum dan gembira.
“Bagaimana tidak , saat di Sambangi ke lokasi timbangan getah, tampak warga ini terlihat murung dengan harga yang telah di sepakati oleh para agen untuk getah yang telah di bawanya dari lahan pegunungan ke daerah ini untuk di lakukan transaksi jual beli.
“Harga perkilo nya disini 8500 rupiah, tak bisa di tambah lagi sama toke toke ini, ” ujar Waruwu Warga Masundung saat menimbang getahnya.
“Usai transaksi jual beli dengan Agen di tempat ini, Pak Waruwu juga menjelaskan kalau hasil dari penjualan ini akan di setorkan nya juga pada pilik lahan sepertiga dari total hasil yang di jual .
“Ini lah, nanti sesudah semuanya di keluarkan dari hasil penjualan ini, termasuk uang kilo, uang parkir dan unag langsir getah dari lahan hingga ke pasar ini,”ujar Pak Waruwu dengan nada sedih sambil menunjukan pecahan seratus ribu 5 lembar hasil dari penjualan getahnya.
“Dirinya juga sangat merasa tercekik dengan harga getah saat ini dari tingkat petani ke agen agen.
“Hanya 8500, an perkilo, pengeluaran lagi. Baru setor sama Toke kita yang punya lahan bagi tiga.Ke Toke kita sudah 150000 ribu. Sisa 350000 ribu, bayar kilo, parkiran ,sama ongkos RBT(Sejenis Ojek Pengangkut Gatah ).
Dan sisanya nanti paling 300000 rb lagi.
Ini lah semua buat biaya kita, 3 Minggu , mana kebutuhan mahal saat ini seperti beras , ikan asin.
Belum lagi untuk anak anak sekolah , ke pesta, orang meninggal dan sosial sosial lainnya .Manalah cukup !,”Ujarnya .
“Petani asal Desa Sialogo ini sangat berharap agar harga karet di tingkat petani ikut juga di naikkan seperti harga sembako yang saat ini juga naik.
“Seharusnya harga getah karet ini juga ikut naik seperti harga harga sembako saat ini yang naik nya cukup tinggi, biar sesuai dengan pendapatan kita ,kan !,”Ujarnya .
“Saat yang sama , Pak Sitanggang salah satu agen Getah di Pasar Rakyat Pinangsori ini juga mengeluh dengan harga yang di tentukan ke mereka.Dirinya juga tak bisa apa apa karena pasaran getah yang ke pabrik masih belum ada ke naikan harga.
“Kita juga sangat prihatin dengan harga ini, tapi bagaimana lagi, harga pabrik yang belum naik , jadi mau di apakan lagi ?,” tutup Pak Sitanggang. (Ranto Lumbangaol)