MajalahCeo.id I Tapteng (Sumut) –Pembangunan dinding penahan tanah di Sipakpahi Kolang patut dipertanyakan. Terlihat dari struktur dan teknik pembuatan diduga tidak mengacu spesifikasi.
Proyek yang bernomor Kontrak 04/KTR-APBN Bb2-Wil3.S,
Tanggal Kontrak 27-juli 2023
Yang dengan nilai kontrak tertuang RP26.922.911.600 oleh Kontraktor PT.Khayana Multi Prima , di tuding asal jadi.
Warga Sipakpahi Pak Hutabarat (45) menjelaskan jika tembok penahan tanah yang di kerjakan oleh pemborong di desa mereka terkesan asal asalan dan di kawatirkan bisa merugikan warga sekitar.
“Buktinya, tembok Penahan Tanah itu kan udah ada kian, pake besi Tulangan, namun ketika di renovasi orang itu , jadi tak di pasang , makanya kita khawatir akan roboh pasangan itu dan rumah kami jadi sasaran,” ujar Pak Hutabarat pada Awak media Senin(30/10/2023).
Proyek yang Pengguna Jasa Pejabat Pembuat Komitmen -PPK-3.1 dari PUPR yang bersumber dari Dana APBN tahun 2023 untuk Kabupaten Tapanuli Tengah ini di anggap masyarakat sekitar asal asalan.
“Ini lah , baru datang hujan udah longsor pasangan yang lama itu dan pastinyakan akan berimbas ke rumah penduduk, sebab tinggi pasangan baru itu tidak sama dengan pasangan lama yang di bongkar. Apalagi campuran nya juga tidak memenuhi standard untuk pemasangan batu yang layak untuk TPT,nampak kali semennya di irit”ujar warga ini terlihat kesal.
Diperoleh informasi pembangunan pembuatan dinding penahan tanah yang berlokasi di Sipakpahi Aek Lobu sepanjang 24 meter, Kecamatan Kolang , Kabupaten Tapanuli Tengah masuk dalam item proyek Preservasi Jalan Kolang Batas Taput.
Salah satu warga sipak pahi, Op Diko boru marbun juga ibu, Nurhayani boru tabarat, bapak Mentari Hutabarat, mereka merasa keberatan tentang masalah penggalian yang ada di kampung mereka. Juga Op Diko boru marbun terpaksa membeli plastik warna hitam biar bisa menutupi tanah galian didepan rumah rumahnya ! takut akan terjadi longsor,, karena derasnya hujan, ” Ucap Op Diko.
Terpantau awak media ini, yang juga mengerti kontruksi bangunan mengatakan di beberapa penyusunan batuan bagian bawah tidak sama dengan bagian atas terkesan, terjadi ketebalan yang tidak merata.
“Juga terlihat saat pemasangan batu terjadi turbulensi rongga batu yang patut diduga pelaksana melakukan tindakan curang untuk menghemat bahan-bahan bangunan dan mengejar keuntungan” ucap warga lain.
Dirinya juga menyatakan bahwa ada lebih menarik adalah pondasi kontruksi bangunan dan saat ini hanya di pasang batu tidak ada pengecoran pada tiang tersebut.
“Tentunya dengan kejadian tersebut patut diduga mengindikasikan proyek tersebut dikerjakan dengan asal-asalan dengan tanpa melihat kualitas sebagai sebuah pedoman serta kurangnya tindakan tegas dari oknum pengawas dari dinas PU serta diduga ada main mata dengan pihak kontraktor”
Sebagaimana diketahui sebuah bentuk tembok penahan dinding tanah memerlukan data-data mengenai bahan material yang digunakan. Beberapa diantaranya meliputi, berat jenis batu, koefisien lapisan, jumlah lapisan butur batu, kemiringan bangunan, porositas, berat jenis tanah dan stabilitas pada bangunan.
Diketahui proyek pembangunan penahan dinding dengan pagu anggaran Rp 26.992.911.600(termasuk PPN) dikerjakan oleh pelaksana PT. khayana Multi Prima dengan rentang waktu 180 hari kerja, bersumber dari dana APBN Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2023.
Saat di Konfirmasi salah dari Pihak Kontraktor Bambang melalui selulernya mengatakan kalau sampe saat ini pekerjaan pasang TPT yang baru tidak ada longsor.
“Sepertinya belum ada pasangan tembok Penahan tahan di lapangan yang roboh pak?, coba di konfirmasi ulang.Gpp pak,untuk bukti sama kami bahwa ada aduan yang rubuh baru dipasang.Biar di TL.Marga hutabarat yg rumahnya di situ kan?Yang rubuh pasangan lama seperti nya ya pak?,yang baru dipasang yang rubuh mana ya pak?, cb dikonfirmasi lagi pak dng ybs .Biar gak salah paham.”ujar Bambang lewat pesan nya.
Dia juga menjelaskan bahwa pasangan baru tidak ada di lokasi tersebut.
“Jawaban saya memang tidak ada pasangan baru yg rubuh di lokasi tsb pak ,” ujarnya mengakhiri Chet dari WhatsApp nya.
Kabiro Tapanuli:
Ranto Lumbangaol.